Wakil Bupati (Wabup) Ciamis, Yana D Putra menyebut sejarah mencatat bahwa pada tahun 1990 hingga awal 2000 Ciamis puncak kejayaan dalam industri peternakan ayam ras.
Bahkan, saat itu dengan lebih dari 30 ribu peternak yang berkontribusi pada kesuksesan ayam ras.
“Namun, hari ini terjadi penurunan yang tidak bisa abaikan dalam industri ayam Ciamis, salah satu faktor utamanya adalah peningkatan impor komponen-komponen penting dalam industri ayam, seperti pakan dan bibit,” katanya.
Hal tersebut Wakil Bupati Ciamis sampaikan saat menghadiri FGD Sentoelkeun, yang diselenggarakan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Ciamis.
Kegiatan tersebut bertempat di Balai Benih Ikan (BBI) Desa Sukamaju, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, Selasa (26/09/2023).
Wabup Yana mengatakan, ada harapan baru untuk menghidupkan kembali kejayaan ayam Ciamis, terutama melalui varietas ayam lokal seperti Ayam Sentul.
Ayam Sentul adalah ras asli Ciamis yang memiliki potensi besar untuk tidak tergantung pada impor.
“Untuk mewujudkan potensi ini, Pemda Ciamis perlu berkolaborasi dengan pemangku kepentingan terkait untuk meningkatkan kapasitas produksi ayam Sentul,” ujarnya.
Selain itu, penting juga untuk menciptakan terobosan dalam hal pengembangan pakan yang efektif dan efisien yang tidak bergantung pada impor.
“Mengingat ayam Sentul cenderung menjadi pilihan yang lebih sehat dalam tren makanan organik saat ini,” katanya.
Menurutnya, dengan langkah-langkah ini, ayam Sentul memiliki potensi besar untuk menjadi primadona di Kabupaten Ciamis.
Kemudian berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal, meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat, dan mengurangi ketergantungan pada impor.
“Dengan upaya bersama, ayam Sentul bisa menjadi contoh sukses bagi pengembangan ayam kampung organik di daerah ini,” tuturnya.
Kabid PPSP Dinas Peternakan dan Perikanan Ciamis, Rio Andri mengatakan, ini merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi Ayam Sentul Ciamis.
“Dimana dalam kegiatan ini diikuti oleh berbagai unsur seperti pemerintah, pengusaha, akademisi, perbankan, media, petani serta unsur lainnya,” pungkasnya. (Ghozin/Fey)