Berita

Menelusuri Jejak Leluhur dan Spiritualitas; Upacara Adat Merlawu di Situs Gandoang

Di Desa Wanasigra, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, tradisi leluhur masih dilestarikan dengan penuh hormat dan rasa syukur.

Salah satu tradisi yang masih lestari hingga saat ini adalah Upacara Adat Merlawu di Situs Gandoang.

Upacara Adat Merlawu merupakan tradisi turun-temurun yang dilakukan oleh masyarakat Desa Wanasigra sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Upacara ini biasanya diadakan pada bulan Ruwah, tujuh hari sebelum Bulan Ramadhan, di Situs Gandoang, sebuah situs bersejarah yang diyakini sebagai tempat keramat para leluhur.

Sejarah Situs Gandoang

Situs Gandoang merupakan situs bersejarah yang diyakini sebagai tempat pertapaan Prabu Dimuntur, Raja Galuh Pakuan Pajajaran.

Di situs ini terdapat beberapa peninggalan sejarah, seperti batu nisan kuno, batu lumpang, dan sebuah gua yang konon menjadi tempat pertapaan Prabu Dimuntur.

Menurut legenda, Prabu Dimuntur meninggalkan Kerajaan Galuh Pakuan Pajajaran dan bertapa di Situs Gandoang untuk mencari ketenangan dan pencerahan.

Di tempat ini pula, Prabu Dimuntur diyakini menyebarkan agama Islam kepada masyarakat setempat.

Rangkaian Acara Upacara Adat Merlawu

Upacara Adat Merlawu biasanya diawali dengan doa bersama di masjid desa. Setelah itu, masyarakat desa yang didampingi oleh para pemuka adat dan tokoh agama, berjalan kaki menuju Situs Gandoang.

Setibanya di Situs Gandoang, para peserta upacara terlebih dahulu membersihkan area situs dan memandikan batu nisan kuno dengan air kembang.

Kemudian, mereka melakukan ritual doa bersama dan tahlil untuk mendoakan para leluhur yang telah wafat.

Salah satu ritual unik dalam Upacara Adat Merlawu adalah tradisi “mapag sri”.

Tradisi ini dilakukan dengan membawa berbagai hasil bumi, seperti padi, jagung, dan ubi jalar, sebagai bentuk rasa syukur atas limpahan panen yang telah diterima.

Nilai-Nilai Budaya dan Spiritualitas dalam Upacara Adat Merlawu

Upacara Adat Merlawu tidak hanya menjadi tradisi turun-temurun, tetapi juga mengandung nilai-nilai budaya dan spiritualitas yang tinggi.

Upacara ini menjadi simbol penghormatan kepada leluhur, rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan upaya untuk menjaga kelestarian budaya lokal.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Upacara Adat Merlawu antara lain:

  • Penghormatan kepada leluhur: Upacara ini menjadi bentuk penghormatan kepada para leluhur yang telah membuka jalan dan membangun desa. Masyarakat Desa Wanasigra percaya bahwa leluhur mereka memiliki peran penting dalam kehidupan mereka.
  • Rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa: Upacara ini juga menjadi bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada masyarakat Desa Wanasigra.
  • Pelestarian budaya lokal: Upacara Adat Merlawu menjadi salah satu upaya untuk menjaga kelestarian budaya lokal dan tradisi turun-temurun yang diwariskan oleh para leluhur.
  • Kebersamaan dan persatuan: Upacara ini menjadi momen bagi masyarakat Desa Wanasigra untuk berkumpul dan mempererat tali persaudaraan.

Upacara Adat Merlawu merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan dan dijaga kelestariannya.

Tradisi ini tidak hanya menjadi identitas budaya masyarakat Desa Wanasigra, tetapi juga menjadi aset budaya yang berharga bagi bangsa Indonesia.

Upaya pelestarian Upacara Adat Merlawu dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:

  • Pendidikan dan penyuluhan: Memberikan edukasi kepada generasi muda tentang pentingnya tradisi dan budaya leluhur.
  • Dokumentasi: Mendokumentasikan Upacara Adat Merlawu dalam bentuk audio visual untuk arsip dan edukasi.
  • Pelibatan generasi muda: Melibatkan generasi muda dalam pelaksanaan Upacara Adat Merlawu agar tradisi ini dapat terus dilestarikan.
  • Promosi wisata budaya: Mempromosikan Upacara Adat Merlawu sebagai salah satu daya tarik wisata budaya di Desa Wanasigra.

Upacara Adat Merlawu bukan hanya ritual tradisi semata, tetapi juga menjadi jembatan antara generasi masa kini dengan leluhur mereka. (adv)