Di Kabupaten Ciamis, terdapat sebuah destinasi wisata unik yang memikat untuk dikunjungi, yaitu Kampung Madu.
Kampung ini terletak di Dusun Sindangasih, Desa Banjaranyar, Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis.
Jaraknya sekitar 1,5 jam dari pusat kota jika menggunakan kendaraan pribadi. Terletak di daerah perbukitan, akses ke lokasi didominasi oleh tanjakan.
Budidaya Lebah yang Membuat Kampung Menjadi Spesial
Kampung Madu diisi oleh masyarakat yang hampir secara kolektif melakukan budidaya lebah.
Lebah-lebah lokal yang dibudidayakan meliputi lebih dari 10 spesies, seperti lebah trigona, itama atau teuweul, leviset, lebah hutan atau Odeng, lebah matahari, dan berbagai jenis lainnya yang belum teridentifikasi.
Perjalanan Budidaya Lebah Menuju Kampung Madu
Warga yang terlibat dalam budidaya lebah dan memproduksi madu ini tergabung dalam kelompok tani hutan (KTH) Bina Lestari dengan 92 anggota.
Setiap anggota memiliki 20 hingga 30 kotak sarang lebah. Saat ini, jumlahnya telah mencapai 1400 setup.
Selain anggota KTH, ada juga warga lain yang melakukan budidaya lebah, namun tidak termasuk dalam kelompok.
Sejarah Perjalanan Kampung Madu
Awalnya, penduduk di Dusun Sindangasih memulai budidaya ternak karena minat pribadi.
Namun, karena wilayah ini memiliki populasi lebah yang cukup tinggi, pada tahun 2007, mereka menerima pelatihan budidaya lebah penghasil madu dari penyuluh pemerintahan.
Meskipun mengalami kegagalan pada tahun 2010, pada tahun 2011, warga bersatu kembali membentuk kelompok untuk memperkuat budidaya lebah hingga saat ini.
Akhirnya, pada tahun 2019, kampung mereka dijuluki Kampung Madu.
Kaya Akan Keragaman Lebah dan Manfaat Madunya
Kampung Madu Ciamis memiliki beragam spesies lebah lokal, yang digunakan warga untuk menghasilkan berbagai jenis madu dengan khasiat yang berbeda-beda.
Madu dari kawasan ini diklaim memiliki manfaat kesehatan, seperti meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah penyakit kanker dan jantung.
Kemudian mengurangi risiko diabetes, hingga digunakan sebagai masker kecantikan dan peningkat vitalitas pria.
Potensi Wisata dan Pemasaran Madu
Musim panen madu biasanya terjadi pada bulan September. Meskipun begitu, madu dapat dihasilkan setiap bulan dengan jumlah hingga 50 kilogram.
Harganya bervariasi tergantung pada ukuran dan jenis madu, mulai dari Rp 30 ribu hingga Rp 250 ribu per botol.
Madu dari Kampung Madu Ciamis sudah dipasarkan ke berbagai daerah, termasuk Jakarta, Bandung, dan beberapa wilayah di Jawa Tengah.
Bahkan, madu ini juga dipasok ke perkantoran dan instansi pemerintahan.
Upaya Pelestarian dan Harapan ke Depan
Warga Kampung Madu sengaja menanam berbagai jenis bunga guna menjaga keberadaan lebah di sekitar kampung.
Namun, untuk meningkatkan produksi madu, mereka berharap mendapat perhatian lebih lanjut dari pihak terkait, terutama dalam hal sarana jalan dan dukungan lainnya.
Kampung Madu di Kabupaten Ciamis bukan hanya menjadi tempat budidaya lebah, tetapi juga destinasi yang memikat bagi para pengunjung yang ingin menjelajahi kekayaan alam serta manfaat kesehatan dari madu yang dihasilkan.