Anggota DPR RI Komisi III, Agun Gunandjar Sudarsa, memberikan perhatian besar terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).
Dalam kunjungan reses ke Lapas Kelas IIB Ciamis, Rabu (18/12/2024), Agun mengajak petugas Lapas lulusan SMA untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, dengan jaminan pembiayaan awal yang ditanggung olehnya.
Pentingnya Pendidikan bagi Karier Petugas Lapas
Dalam pertemuan tersebut, Agun menekankan pentingnya pendidikan sebagai modal utama untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas petugas Lapas.
Menurutnya, pendidikan lanjutan dapat membuka peluang karier yang lebih luas, bahkan memungkinkan petugas dengan jenjang karier awal yang rendah untuk menjadi pejabat.
“Saya ingin memberikan motivasi kepada petugas Lapas, khususnya lulusan SMA, agar melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dengan peningkatan kemampuan, tidak mustahil mereka bisa menduduki posisi yang lebih tinggi,” tutur Agun di hadapan para petugas.
Struktur Organisasi Baru, Tantangan Baru
Agun juga memaparkan bahwa perubahan struktur organisasi di Kementerian Hukum dan HAM memberikan peluang besar bagi petugas Lapas.
Dalam struktur baru ini, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan akan langsung mengawasi kantor wilayah di setiap provinsi, yang mengelola manajemen SDM, anggaran, dan logistik.
Perubahan ini, menurutnya, menuntut SDM yang lebih mumpuni, khususnya dalam hal manajerial dan administratif.
“Keberhasilan pengelolaan Lapas kini semakin terukur dengan adanya perubahan struktur organisasi ini. Karena itu, penting bagi petugas untuk mempersiapkan diri secara maksimal,” ujarnya.
Kuliah Sambil Bekerja Solusi Era Digital
Agun menyadari bahwa sebagian besar petugas Lapas menghadapi kendala waktu untuk melanjutkan pendidikan formal.
Oleh karena itu, ia mendorong penggunaan fasilitas pendidikan daring, seperti yang ditawarkan oleh Universitas Terbuka (UT).
Dengan model pembelajaran fleksibel ini, petugas Lapas tetap dapat menjalankan tugas tanpa harus meninggalkan pekerjaan mereka.
“Kuliah sambil bekerja kini bukan halangan lagi. Dengan sistem daring, petugas dapat menyeimbangkan tugas kerja mereka yang bersifat 24 jam sekaligus mengikuti kuliah,” jelasnya.
Agun juga menegaskan komitmennya untuk memberikan bantuan konkret berupa biaya awal pendidikan. Bantuan ini mencakup biaya pendaftaran, uang masuk, hingga semester pertama.
Bahkan, ia membuka peluang pembiayaan hingga jenjang pendidikan yang lebih tinggi, seperti program S2 dan S3.
Dorongan untuk Petugas Lapas di Ciamis dan Daerah Lain
Langkah ini, menurut Agun, diharapkan menjadi inspirasi bagi petugas Lapas di daerah lain.
Jika program ini berhasil di Ciamis, ia berencana memperluas implementasinya ke wilayah-wilayah lain di Indonesia.
“Ciamis adalah awal. Jika petugas di sini bisa membuktikan hasilnya, kami akan bawa program ini ke daerah lain,” katanya dengan optimis.
Profesionalisme dan Dedikasi
Di penghujung kunjungannya, Agun berpesan kepada seluruh petugas Lapas untuk menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab dan profesionalisme.
Ia yakin bahwa motivasi yang kuat, didukung oleh pendidikan yang memadai, akan membuat petugas Lapas mampu memberikan kontribusi yang lebih besar bagi lembaga pemasyarakatan dan masyarakat secara umum.
“Jalani tugas pokok dengan sebaik-baiknya. Saya yakin, dengan semangat belajar dan tanggung jawab, petugas Lapas di Ciamis mampu menjadi motor penggerak perubahan di lembaga ini,” pungkas Agun.